ABSTRAKSI :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kohesifitas di dalam kelompok mahasiswa pencinta alam dan melihat apa yang menjadi penyebab dari kohesifitas kelompok pada mahasiswa pencinta alam. Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat praktis yaitu memberikan gambaran pada masyarakat pada umumnya dan khususnya mahasiswa pencinta alam akan pentingnya kohesifitas kelompok guna tercapai apa yang di cita-citakan kelompoknya dan memberikan gambaran pengaruh positif dan negatif dari kohesifitas sedangkan manfaat teoritis yang di dapat yaitu diharapkan memberikan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi sosial khususnya dalam masalah kohesifitas kelompok di dalam mahasiswa pencinta alam. Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif mengenai unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok, lembaga dan masyarakat (Depdikbud dalam Riyanto). Subjek dari penelitian ini adalah kelompok mahasiswa pencinta alam kampus X dan mempunyai jumlah sampel 1 kelompok mahasiswa pencinta alam. Sesuai dengan sifat penelitian studi kasus yang terbuka dan luwes, metode dan tipe pengumpulan data dalam penelitian sangat beragam disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta objek yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode bola salju dengan mewawancarai pengurus inti dari kelompok MAPA X dan sebagai significant other adalah kakak Pembina dari kelompok MAPA X. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah: kohesifitas kelompok MAPA sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari tingginya ketertarikan interpersonal dalam kelompok MAPA, keakraban dan kekompakan dalam kelompok tercipta dengan baik. Frekuensi komunikasi antar anggota intensif dilakukan sehingga tercipta jalinan kerjasama dalam kelompok MAPA. Penelitian ini juga berhasil menjawab pertanyaan tentang dampak dari kohesifitas kelompok yang tinggi pada MAPA, yaitu dampak positifnya anggota dari kelompok MAPA mengikuti kegiatan yang dilakukan rekan-rekan kelompoknya tanpa paksaan, anggota kelompok saling mengenal rekan-rekan kelompoknya, kelompok MAPA mempunyai produktifitas yang bisa dikatakan baik, anggota kelompok mempunyai rasa kepuasan yang tinggi terhadap kelompoknya, anggota kelompok lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kelompok kepadanya anggota MAPA tidak hanya membicarakan persoalan kelompok pada saat rapat atau pertemuan rutin saja tetapi juga membicarakannya setiap bertemu dimanapun, anggota yang aktif maupun yang tidak aktif mempunyai rasa memiliki kelompok yang tinggi, anggota kelompok suka melawan perubahan yang merugikan dalam kelompoknya. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya positif melainkan juga dampak negatif, seperti Anggota di dalam kelompok MAPA suka mengikuti kegiatan yang dilakukan rekan-rekan kelompoknya yang lain tanpa paksaan. Kegiatan itu terkadang menjurus kepada yang negatif seperti meminum-minuman keras, merokok. Kohesifitas kelompok yang tinggi dapat menimbulkan semangat ‘kekitaan’ (We-ness) sehingga dapat menimbulkan permusuhan dan streotip pada out group seperti yang sering terjadi dengan kesatuan mahasiswa dan teknik industri. Kohesifitas kelompok dari MAPA yang tinggi disebabkan faktor-faktor seperti anggota kelompok sering berada bersama-sama, parahnya masa awal untuk masuk kedalam kelompok, anggota kelompok yang aktif tidak terlalu banyak, dengan menjadi anggota kelompok menimbulkan rasa aman bagi anggotanya, keberhasilan di masa lalu, kelompok MAPA mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan kelompok lain, komunikasi yang intensif antar anggota dan yang terakhir semua anggota merasa diterima dalam kelompoknya.