JOURNAL

Layanan journal yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma

Faktor Penentu Penyembuhan Fistel Enterokutan Pascabedah

Judul Artikel:Faktor Penentu Penyembuhan Fistel Enterokutan Pascabedah
Judul Terbitan:Medika (Jurnal Kedokteran Indonesia)
ISSN:0126-0901
Bahasa:IND
Tempat Terbit:Jakarta
Tahun:0000
Volume:Vol. 39 Issue 12 0000
Penerbit:PT. Medika Media Mandiri
Frekuensi Penerbitan:12 x 1 tahun
Penulis:EKO RISTIYANTO, TOAR J.M. LALISANG
Abstraksi:Fistel enterokutan (FEK) pascabedah merupakan komplikasi operasi abdomen yang tidak menyenang­kan untuk penderita dan spesialis bedah. Sepsis, malnutrisi, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit merupakan dampak lanjut yang menyebabkan peningkatan morbiditas serta mortalitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang memengaruhi penyembuhan FEK. Penelitian ini dirancang secara potong lintang retrospektif analitik, di RSUPN Cipto Mangunkusumo denga­n mencatat rekam medis penderita FEK yang dirawat periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Data yang dikumpulkan berupa variabel usia, jenis kelamin, jenis fisiologi fistel, letak fistel, status nutrisi berdasarkan subjective global assesment (SGA), kadar albumin darah, lama rawat, penyebab fistel, penyakit penyerta, meninggal atau hidup, manajemen konservatif atau operatif, dan kekambuhan setelah tindakan atau perawatan. Dari rekam medis didapatkan 69 kasus FEK dan yang dapat dianalisis sebanyak 57 kasus. Usia penderi­t­a FEK antara 17–76 tahun, terbanyak pada kelompok usia 31-45 tahun, laki-laki sebanyak 37 kasu­s. Dari 57 kasus FEK, 54 kasus FEK di antaranya pasca-operatif dan 3 kasus FEK spontan. Penyakit yang mendasa­ri sebagian besar karena keganasan di abdomen 16 kasus, trauma abdomen 14 kasus, perito­nitis TB, HIV, pasca-apendektomi, pasca-laparotomi karena ileus, dan tumor ginekologi masing masing 4 kasus, pasca-abortus provokatus 2 kasus, perforasi thypoid, divertikel pada ileum, dan hernia strangula­ta masing-masing 1 kasus. Kasus FEK yang high output 35 kasus, low output 22 kasus, status nutrisi SGA A 6 kasus, SGA B 44 kasus, SGA C 7 kasus, serta lokasi fistel usus kecil 34 kasus dan usus besar 23 kasus. Sebagian besar kadar albumin di bawah 3 mg/dl sebanyak 37 kasus dan kasus yang meninggal 18. Pada analisis terhadap penyembuhan, low output fistel, tempat fistel dari usus besar, dan penderita datang dengan tidak sepsis, mempunyai perbedaan bermakna. Faktor yang memengaruhi penyembuhan kadar albumin lebih dari 3,0 mg/dl berisiko penyembuhan 3,8 kali; low output 2,9 kali; lokasi fistel usus besar 2,9 kali; status nutrisi SGA A dan B 1,6 kali. Trauma dengan multipel perforasi dan keganasan berisiko kematian sebesar 1,37 - 1,76 kali. Tidak ada perbedaan hasil akhir yang bermakna antara manajemen operatif dengan konservatif (0,775). Kesimpulannya, faktor yang mendukung penyembuhan penderita FEK adalah nutrisi yang baik (SGA A dan B), kadar albumin lebih dari 3,0 mg/dl, fistel low output, lokasi fistel usus besar, keseimbangan elektro­lit dan cairan baik, serta terkontrolnya sepsis. Faktor risiko yang memperburuk penyembuhan bila ada trauma dengan multipel perforasi, status nutrisi buruk (SGA C), TB intestinal, HIV atau AIDS, dan adanya keganasan. Manajemen operatif atau konservatif tidak memengaruhi penyembuhan FEK. Angka mortalitas pada operasi definitif lebih rendah daripada angka mortalitas pada konservatif.
Kata Kunci:fistel enterokutan; output fistel; faktor risiko penyembuhan.
Lokasi:P932
Terakreditasi:sudah