JOURNAL

Layanan journal yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma

HUBUNGAN KEPADATAN PARASIT DENGAN MANIFESTASI KLINIS PADA MALARIA Plamodum FALCIPARUM DAM Plasmodium VIVAX

Judul Artikel:HUBUNGAN KEPADATAN PARASIT DENGAN MANIFESTASI KLINIS PADA MALARIA Plamodum FALCIPARUM DAM Plasmodium VIVAX
Judul Terbitan:Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan
ISSN:0853-9987
Bahasa:IND
Tempat Terbit:Jakarta
Tahun:0000
Volume:Vol. 21 Issue 3 0000
Penerbit:Kementrian Kesehatan RI
Frekuensi Penerbitan:4 x 1 tahun
Penulis:Rossa Avrina, Yenni Risniati, Hadjar Siswantoro, Armedy Ronny Hasugian, Emiliana Tjitra, Delima
Abstraksi:Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Gejala/manifetasiklinis malaria bervariasi dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi beratnya manifestasi tersebut. Selain spesies dari malaria, kepadatan parasit diketahui berhubungan dengan berat atau keparahan malaria.Untuk itu penting menaganalisa data klinik dan laboratorium dari subyek malaria pada monitoring pengobatan DHP. Bagian Data dari Monitoring drug resistance in subject with P. falciparum and P. vivax malaria in Kalimantan and Sulawesi, Indonesia yang terdiri dari klinis dan laboratorium hari dianalisa. Data klinis diambil melaluli anamnesa dan pemeriksaan fisiko Kepadatan parasit diperiksa oleh petugas mikroskopis Puskesmas dan di cek silang oleh petugas mikroskopis bersertifikasi di Badan Litbangkes. Data laboratorium lain yaitu kadar hemoglobin diperiksa oleh analis di Puskesmas menggunakan hemogobinmeter Sahli. Untuk pengelompokkan variabel kepadatan paras it , nilai median diambil sebagai cut off. Pada malaria P falciparum cut off nya adalah 5588µl, dan pada malaria P.vivax adalah 3375µl. Hubungan antara kepadatan paras it dan manifestasi klinis pada malaria P. falciparum dan P. vivax ditentukan dengan analisis bivariat dan multivariat menggunakan regresi logistik dengan program SPSS 17.Subyek terbanyak pada malaria P. falciparum dan P. vivax adalah anak-anak (<5 tahun), berjenis kelamin laki-laki, dan merupakan pendatang. Pada analisis bivariat, variabel yang dapat dianalisis multivariat pada malaria Pfalciparum (p<0,25) adalah anak-anak yang berusia kurang 15 tahun (p=0,012) dan pulau Sulawesi sebagai tempat tinggal subyek (p=0,163), sedangkan pada malaria P. vivax adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun(p= 0,218). Namun karena variabel-variabel lainnya dianggap berpengaruh secara biologis terhadap kepadatan parasit, maka semua varia bel masuk kedalam analisis multivariat. Hasil dari analisis multivariat terlihat bahwa kepadatan paras it pada malaria Pfalciparum berhubungan signifikan dengan anak - anak yang berusia kurang dari 15 tahun (OR = 0,4, CI 95%= 0,2-1,0). Pada malaria P. vivax, kepadatan parasit berhubungan dengan anak -anak yang berusia kurang dari 15 tahun (OR = 0,6, CI 95% =0,2- 1,9), kadar hemoglobin kurang dari 11grldl (OR= 1,4, CI 95%= 0,5-3,8), pendatang (OR= 0,3, CI 95%= 0,1-1,2) danjumlah gejala klinik sedikit (OR =0, 7, CI 95%=0,3-1,9). Namun hubungannya tidak bermakna. Pada malaria P .falciparum, kepadatan parasit tidak berhubungan dengan manifestasi klinis. Kepadatan parasit behubungan bermakna dengan anak- anak yang berusia kurang dari 15 tahun pada malaria P. falciparum. Pada malaria P. vi vax, kepadatan parasit berhubungan dengan anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun, anemia, pendatang, dan jumlah gejala klinik. Namun hubungan variabel-variabel tersebut tidak bermakna.
Kata Kunci:malaria; Plasmodium falciparum; Plasmodium vivax; manifestasi klinis
Lokasi:P120
Terakreditasi:sudah