JOURNAL

Layanan journal yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma

KELEMAHAN FONOLOGIS EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN

Judul Artikel:KELEMAHAN FONOLOGIS EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN
Judul Terbitan:Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia
ISSN:02154846
Bahasa:IND
Tempat Terbit:Jakarta
Tahun:0000
Volume:Vol. 30 Issue 2 0000
Penerbit:MASYARAKAT LINGUSITIK IND
Frekuensi Penerbitan:2 x 1 Tahun
Penulis:I Wayan Pastika
Abstraksi:Sistem penulisan sebagian kosakata bahasa Indonesia perlu disempurnakan untuk mendapatkan bentuk yang Iebih berterima, baik dari segi linguistik maupun dari segi penuturnya. Sistem penulisan yang dianggap bermasalah: (i) gugus konsonan yang melampaui batas sistem fonotaktik bahasa Indonesia, baik di posisi koda maupun di posisi onset; (ii) morfem yang mengandung satu huruf yang melambangkan dua bunyi atau duafonem, dan (iii) kosakata yang digunakan secara bersaing karena persaingan antara kebenaran proses maifofimologis dan kebiasaan penutur. Pendekatan T ata Bahasa Generatif diterapkan untuk menjelaskan ketiga permasalahan tersebut, sementara data dikumpulkan dari sumber tertulis dan lisan. Kosakata bahasa Indonesia yang mengandung suku kata dengan gugus dua atau tiga konsonan pada koda atau onset merupakan serapan dari bahasa asing. Gugus konsonan semacam itu harus tunduk pada pola fonotaktik bahasa Indonesia agar tidak terjadi inteiferensi. Dalam masalah pelambangan bunyi, dua fonem vokal /e/ dan /a/ sudah saatnya dilambangkan berbeda secara ortografis agar ciri pembedanya jelas. Di dalam makalah ini diusulkan huruf é melambangkan /e/, sementara huruf e untuk /a/. Dalam penulisan kata-kata turunan yang mengalami proses malfofonemik (meng +per(MORFEM DASAR)), harus ada kejelasan soal proses perubahan bunyinya. Pertimbangan yang dipilih mestinya proses obstruen (/p/) dari per- mengasimilasi nasal ng /0/dari meng- tanpa diikuti oleh pelesapan obstruen (/p/) karena obstruen tersebut adalah bagian dari prefiks per-.Dalam kaidah bahasa Indonesia yang telah diterima oleh penutur sejak lama dibedakan antara morfem dasar betprefiks dan morfem dasar tidak berprefiks. Konsonan obstruen yang merupakan bagian dari prefiks tidak dapat dilesapkan, sementara obstruen yang bukan merupakan prefiks dapat dilesapkan setelah asimilasi nasal.
Kata Kunci:gugus konsonan; fonem; morfofonologis
Lokasi:P147
Terakreditasi:belum