Layanan journal yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma
| Judul Artikel | : | PENERAPAN PENDEKATAN MULTIDISIPLIN DALAM PENATAAN KAWASAN PERMUKIMAN TRADISIONAL BAJO DI KEPULAUAN TOGIAN SULAWESI TENGAH |
|---|---|---|
| Judul Terbitan | : | Masalah Bangunan |
| ISSN | : | 00254436 |
| Bahasa | : | IND |
| Tempat Terbit | : | Bandung |
| Tahun | : | 0000 |
| Volume | : | Vol. 52 Issue 1 0000 |
| Penerbit | : | Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman |
| Frekuensi Penerbitan | : | 1 x 1 tahun |
| Penulis | : | Aris Prihandono |
| Abstraksi | : | k5aian masalah perumahan tidak cukup ditangani oleh satu disiplin ilmu, melainkan multidisiplin sesuai kompleksitas alahannya. Nilai penting pendekatan multidisiplin adalah diperolehnya persepsi yang sama terhadap permasalahan ngga melahirkan inovasi yang sinergis dengan permasalahan. Hal inilah yang jarang dilakukan dalam kajian mahan sehingga banyak penelitian menghasilkan produk parsial, termasuk penelitian perumahan tradisional Bajo. apan pendekatan multidisiplin dimaksudkan untuk menggali kearifan lokal teknologi peru mahan tradisional Bajo yang tkan 8 disiplin ilmu. Dari 61 area permukiman di Sulawesi, ditentukan secara purposif 1 area permukiman Bajo di matan Kabalutan. Penelitian ini memerlukan desain penelitian gabungan karena permasalahannya saling mengait. n arsitektural dan planologi menyimpulkan bahwa desain panggung dimaksudkan menghindari air laut, memberikan lI1aman serta konservasif. Kajian bahan dan sains bangunan mengindikasikan penggunaan daun "silar" dan "rumbai" atap dan dinding akan memberikan efek termal rendah. Ahli struktur dan bahan bangunan menemukan tiang struktur •pingsan"merupakan material klas tinggi yang kuat me nahan gaya lateral dan vertikal. Kajian sanitasi menyimpulkan pembuangan limbah domestik di perairan mengganggu ekologi pantai. Disiplin sosial menyimpulkan bahwa sikap dan pembagian kerja secara gender terjadi di masyarakat Baja. Berdasarkan hasil kajian tersebut diusulkan bahwa: turan jarak antar hunian dan pola penataan "grid" akan mengurangi tekanan terhadap ekosistem pantai. Teknologi nal dinding "silar" dan atap "rumbai" dipertahankan dengan inovasi ketebalan, aestetik, dan metode pemasangan. 5truktur kayu "pingsan" dipertahankan namun untuk diameter tertentu diperkuat dengan brezing. Bukaan rumah ditambah untuk meningkatkan kenyamanan termal. Pembuangan limbah harus ditangani secara memadai. Pelibatan gender perlu dilakukan untuk memobilisasi sumber daya. |
| Kata Kunci | : | Multidisiplin; tradisional; kearifan lokal; persepsi; inovasi; penataan; sinergis |
| Lokasi | : | P39 |
| Terakreditasi | : | belum |