Layanan journal yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma
| Judul Artikel | : | POLITIK IDENTITAS MASYARAKAT PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA: KASUS BADAU DI KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT |
|---|---|---|
| Judul Terbitan | : | Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora (Kawistara) |
| ISSN | : | 20885415 |
| Bahasa | : | IND |
| Tempat Terbit | : | Yogyakarta |
| Tahun | : | 0000 |
| Volume | : | Vol. 4 Issue 3 0000 |
| Penerbit | : | Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada |
| Frekuensi Penerbitan | : | - |
| Penulis | : | Irwan Abdullah dan Intan Pemata Sari |
| Abstraksi | : | Studi wilayah perbatasan menjadi sangat penting sejak batas Negara melahirkan ketegangan kedaulatan dan identitas dalam hubungan Indonesia dengan sepuluh Negara tetangga. Wilayah perbatasan tidak dapat dipandang sebagai wilayah netral tanpa makna karena menjadi cermin suatu bangs a akibat keberadaannya sebagai pintu gerbang masuknya orang dan barang dari Negara lain. Wilayah perbatasan karenanya bukan saja sebagai pernyataan batas administratif negara yang berpengaruh terhadap kedaulatan suatu Negara, tetapi juga batas kultural yang menegaskan identitas bangsa. Tulisan ini memperlihatkan bahwa batas administrative-politis yang membelah etnis Dayak Iban menjadi dua bagian telah pula melahirkan ketegangan hubungan Negara-rakyat di perbatasan karena tuntutan nasionalisme berhadapan langsung dengan identitas etnis yang telah terganggu.Keberadaan etnis yang mendua telah berpengaruh pada pemeliharaan identitas dan nasionalisme masyarakat perbatasan yang memperlihatkan suatu gugatan terhadap peran negara.Apalagi, kehidupan Dayak Iban di Badau bertolak belakang dengan Dayak Iban di Lubok Antu Serawak yang lebih sejahtera. Kenyataan bahwa penduduk di perbatasan hidup dalam kekurangan, kesulitan, keterbatasan telah menyebabkan terjadinya delegitimasi Negara yang mengancam identitas nasional. Keadaan ini telah _menyebabkan masyarakat Badau memiliki tiga identitas, yaitu identitas sebagai masyarakat perbatasan (politik), identitas sebagai bagian dari masyarakat Iban (kultural), dan identitas sebagai bagian dari masyarakat global (ekonomi). Temuan ini mempertajam teori Foote dan Burke dengan memperlihatkan bahwa selain ditentukan oleh hubungan-hubungan struktural, suatu identitas juga dibangun melalui proses kontestatif yang memperlihatkan bahwa aktor juga memproduksi makna dalam menegaskan keberadaannya |
| Kata Kunci | : | Studi Perbatasan; Identitas kultural; Politik Identitas; Kalimantan Barat |
| Lokasi | : | P225 |
| Terakreditasi | : | sudah |