JOURNAL

Layanan journal yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma

PROFIL PROBLEM EMOSII PERILAKU PADA REMAJA PELAJAR SMP-SMA DI KOTA SEMARANG

Judul Artikel:PROFIL PROBLEM EMOSII PERILAKU PADA REMAJA PELAJAR SMP-SMA DI KOTA SEMARANG
Judul Terbitan:Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro
ISSN:1693-5586
Bahasa:IND
Tempat Terbit:Semarang
Tahun:0000
Volume:Vol. 14 Issue 2 0000
Penerbit:Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
Frekuensi Penerbitan:2 x 1 Tahun
Penulis:Annastasia Ediati
Abstraksi:Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi profil problem emosilperilaku pada remaja pelajar SMP dan SMA di Kota Semarang, Jawa Tengab. Subjek penelitian ini adalah 568 siswa-siswi kelas VII dan kelas X, berusia antara 13-17 tabun, Iaki-laki maupun perempuan. Data problem emosi dikumpulkan menggunakan Youth Self Report (YSR) edisi Bahasa Indonesia. Hasil analisis data menunjukkan bahwa remaja SMP memiliki lebih banyak problem emosi/perilaku daripada remaja SMA (t(566) = 2,08; P = 0,038), terutama dalam hal bergau1 (t(566) = 2,92; P = 0,004); berpikir (t(566) = 2,47; P = 0,014); keluhan somatik (t(566) = 2,98; P = 0,002); melanggar aturan (t(566) = 6,63; p < 0,001); dan externalizing problem (t(566) = 3,37; p = 0,001). Perbedaan gender tampak pada perbedaan domain problem emosi subjek. Pada kelompok remaja SMP, perempuan pada umumnya memiliki lebih banyak problem emosi daripada laki-laki (t(335) = -3,55; p < 0,001), terutama dalam hal kecemasan/depresi (t(335) = -6,51; p < 0,001); menarik diri dari pergaulan (t(335) = -4,26; p < 0,001), keluhan somatik (t(335) = -2,86; P = 0,004); kesulitan bergaul (t(335) = -3,30; P = 0,001), memusatkan konsentrasi (t(335) = -2,39; P = 0,017); dan internalizing problem (t(335) = -5,76; P < 0,001). Sedangkan pad a remaja SMA, laki-laki lebih sering mengalami externalizing problem (t(229) = 2,10; P = 0,037) dan lebih banyak melanggar aturan (t(229) = 4,44; P < 0,001) daripada perempuan. Sebaliknya, perempuan lebih sering mengalami keluhan fisik karena problem psikologis daripada laki-Iaki (t(229) = -3,09; P = 0,001). Problem emosi remaja perlu mendapatkan perhatian serius dan penanganan segera. Diperlukan intervensi yang bersifat preventif maupun kuratif yang sensitif terhadap gender dan usia serta melibatkan lingkungan terdekat remaja (orangtua, sekolah, dan ternan sebaya).
Kata Kunci:problem emosi; problem perilaku; remaja; SMP; SMA; gender; Semarang
Lokasi:P190
Terakreditasi:belum