Layanan journal yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma
| Judul Artikel | : | STUDI BIO-EPIDEMIOLOGI DAN ANALISIS SPASIAL KASUS MALARIA DAERAH LINTAS BATAS INDONESIA - MALAYSIA (PULAU SEBATIK) KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR |
|---|---|---|
| Judul Terbitan | : | Buletin Penelitian Kesehatan Tahun 2012 |
| ISSN | : | 0125-9695 |
| Bahasa | : | IND |
| Tempat Terbit | : | Jakarta |
| Tahun | : | 0000 |
| Volume | : | Vol. 40 Issue 4 0000 |
| Penerbit | : | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia |
| Frekuensi Penerbitan | : | 4 x 1 tahun |
| Penulis | : | Damar Tri Boewono, Widiarti, Ristiyanto dan Umi Widyastuti |
| Abstraksi | : | Malaria masih menjadi masalah kesehatan utama di kabupaten Nunukan (khususnya Pulau sebatik), provinsi Kalimantan Timur. Program pengendalian vektor menggunakan kelabu berinsektisida /Long Lasting Insecticide Net (LLIN), telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan. Walaupun demikian, kasus malaria masih banyak ditemukan beberapa tahun lalu. Penelitian komprehensiJ telah dilakukan untuk mengetahui distribusi spasial kasus malaria dengan pemetaan menggunakaan geographical information system (GIS) sehubungan dengan distribusi breeding habitat positip jentik nyamuk vektor. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan strategi pengendalian vektor malaria spesifik, berdasarkan beberapa faktor bionomik, distribusi spasial kasus malaria dan breeding habitat positip jentik nyamuk vektor dengan pemetaan GIS dan analisis indek jarak (distance index analyses) dan status kerentanan vektor malaria terhadap insektisida. Hasil penelitian ditemukan bahwa tiga spesies nyamuk dicurigai sebagai vektor malaria seperti: Anopheles balabacensis dan Anopheles maculatus (daerah pegunungan di pedalaman, seperti Desa Sungai Limau and Lapio, sebagai breeding habitat adalah air sumur/perigi, kolam dan parit). Daerah pantai, Desa Sungai Nyamuk dan Liang Bunyu, kolam dan lagoon/goba air payau ditemukan sebagai breeding habitat nyamuk Anopheles sundaicus (dicurigai sebagai vektor malaria). Vektor malaria (An. balabacensis and An. maculatus), ditemukan sudah resisten terhadap insektisida Permetrin dan Lambdacyhalotrin tetapi masih toleran terhadap Malation. Insektisida alternatif perlu dipertimbangkan dalam pengendalian vektor malaria. Analisis spasial diketahui bahwa kasus malaria tersebar mengelompok clumped/cluster, buffer zones terhadap breeding habitat (400 meter) sebagai indikasi penularan lokal/setempat (indigenous) sehubungan dengan perilaku vektor dan kurang disebabkan mobititas manusia. Pengendalian vektor malaria di Desa Sungai Limau (daerah endemis) perlu diperhatikan secara khusus, Manajemen vektor secara terpadu baik aplikasi dalam rumah (indoors treatment) seperti indoor residual spraying/IRS (penyemprotan insektisida pada dinding rumah), atau distribusi kelambu berinsektisida (LLlN) dan aplikasi breeding habitat jentik nyamuk vektor digunakan bio-larvasida seperti bacillus atau insect growth regulator/IGR. Sebagai usaha pemeliharaan dan pelestarian program pengendalian vektor malaria, perlu dikembangkan dan dibangun partisipasi masyarakat. |
| Kata Kunci | : | Malaria; Distribusi spasial; Indekjarak kasus; Pulau Sebatik. |
| Lokasi | : | P171 |
| Terakreditasi | : | sudah |