Layanan penulisan ilmiah yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK FUSO FIGHTER X FN 62 F HDR MINING VERSION 2 MENGGUNAKAN METODE DMAIC (STUDI KASUS PT. MITSUBISHI KRAMA YUDHA TIGA BERLIAN MOTORS)
ABSTRAKSI :
PT. Mitsubsihi Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) merupakan distributor yang memasarkan kendaraan niaga merk Mitsubishi FUSO. Perusahaan ini juga menyiapkan produk Custom Tailored Truck yang dapat dimodifikasi berdasarkan kebutuhan konsumen sesuai dengan regulasi yang berlaku. Salah satu produknya yaitu unit Fighter X FN 62 F HDR Mining Version 2, proses produksi pada produk yang dihasilkan masih belum memenuhi standar kualitas perusahaan. Tujuan dari penulisan ini yaitu mengidentifikasi jenis kecacatan setiap instalasi, mengidentifikasi faktor penyebab kecacatan dominan dan memberikan usulan perbaikan pada kecacatan dominan pada produk Fighter X FN 62 F HDR Mining Version 2. Penelitian ini akan menggunakan metode DMAIC yang digunakan untuk meningkatkan kualitas proses dengan mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab utama kecacatan secara terstruktur. Kecacatan pada produk Fighter X FN 62 F HDR Mining Version 2 sebanyak 21 jenis kecacatan yaitu gelembung, baut tidak sesuai torsi, braket miring, kesalahan jalur harness, switch PTO patah, terdapat gap pada head unit, terdapat gap pada side visor, kabel bengkok ekstrem, tire valve touching, fender kendor, tutup freon rusak, tire valve bengkok, terdapat gap pada head lining, PTO touching, grill kendor, salah jalur kabel pemasangan, bercak noda (flex), mudguard patah/sobek, drain AC patah, kompresor AC stuck dan bumper lecet selama proses produksi dengan 3 jenis kecacatan tertinggi yaitu gelembung sebanyak 38 kasus (21%), baut tidak sesuai torsi sebanyak 26 kasus (14%) dan braket miring sebanyak 20 kasus (20%). Kecacatan gelembung yang memiliki nilai RPN terbesar adalah faktor environment, yaitu area terbuka dengan nilai sebesar 243. Kecacatan baut tidak sesuai torsi yang memiliki nilai RPN terbesar adalah faktor machine yaitu kunci yang digunakan untuk pemasangan sudah aus dengan nilai sebesar 192. Kecacatan braket miring yang memiliki nilai RPN terbesar adalah tidak ada alat khusus untuk mengukur tingkat kelurusan pada pemasangan dengan nilai sebesar 2163. Usulan perbaikan pada faktor Man yaitu dengan menyelenggarakan pelatihan dan pengawasan terhadap operator untuk mengikuti SOP. Faktor Material yaitu dengan memastikan semua material disimpan di tempat yang tertutup. Faktor Method yaitu dengan melakukan pemeriksaan awal setiap pemasangan dan memastikan operator memasang dengan posisi yang ergonomis. Faktor Environment yaitu area line produksi adalah dengan menyediakan kipas angin besar pada area line produksi dan mengatur jadwal kebersihan secara berkala pada area line produksi. Faktor Machine yaitu alat kerja adalah dengan melakukan pemeriksaan berkala pada alat kerja berjalan dan menggantikan kunci yang aus (rusak) serta memastikan ketersediaan alat khusus seperti laser level. Kepala bagian line produksi akan bertindak sebagai PIC dalam pelaksanaan tersesbut.