Layanan penulisan ilmiah yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU WORKAHOLIC DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING (PWB) PADA KARYAWAN YANG BEKERJA DI PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN HUSTLE CULTURE
ABSTRAKSI :
Memasuki dunia pekerjaan, individu dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungan atau budaya yang sudah terbentuk dalam perusahaan. Tidak jarang banyak individu yang tidak menyadari atau mengabaikan budaya negatif yang ada di tempat mereka bekerja seperti salah satunya ialah hustle culture. Hustle culture adalah budaya kerja keras, mendorong diri sendiri dan melampaui batas diri untuk mencapai tujuan kapitalis, hal ini yang membuat seseorang menganut workaholism atau gila kerja. Banyak pandangan bahwa tolok ukur kesuksesan hidup seseorang adalah jabatan dan finansial yang baik, oleh karena itu individu berlomba mengejar kesuksesan yang pada akhirnya terbentuk pola perilaku gila kerja atau perilaku workaholic. Individu yang disebut workaholic cenderung bekerja tanpa henti dan sulit untuk memisahkan diri dari pekerjaan, perilaku ini sangat rentang mengalami kelelahan, stres, dan kesehatan fisik yang terganggu. Tetapi seorang yang workaholic umumnya akan disenangi oleh atasan atapun perusahaan tempat bekerja karena dinilai memiliki etos kerja yang bagus. Maka tak sedikit individu dengan perilaku workaholic tetap memiliki kesejahteraan psikologis atay psychological well-being yang cukup baik. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji secara empiris hubungan antara perilaku workaholic dengan psychological well-being pada karyawan yang bekerja di perusahan yang menerapkan hustle culture. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi product moment pearson untuk mengumpullkan dan menganalisis data. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 274 karyawan perusahaan yang menerapkan hustle culture. Temuan dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara psychological well-being dan perilaku workaholic pada karyawan yang bekerja di perusahaan yang menerapkan hustle culture. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah 0,045.