ABSTRAKSI :
Dewasa ini semakin banyak orang yang berpikiran bahwa kecerdasan emosi adalah salah satu hal yang penting disamping IQ. Bahkan ada seorang Daniel Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional itu lebih penting daripada IQ. Dia menyatakan bahwa kecerdasan emosi itu adalah : kemampuan untuk mengendalikan emosi diri sendiri, kemampuan untuk membaca perasaan orang lain, dan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Selain itu bisa juga diartikan sebagai kemampuan untuk mengontrol perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain. Dengan kata lain kecerdasan emosi seseorang itu akan terbentuk apabila ada kerjasama yang baik antara pikiran dan perasaan. Beberapa tahun belakangan semakin banyak remaja khususnya pelajar SMA atau pelajar STM yang tidak bisa mengendalikan emosi diri mereka. Yang mana hal itu mengakibatkan semakin banyaknya remaja-remaja yang tidak memiliki kecerdasan emosi yang baik dan sering kehilangan kontrol dengan emosinya. Salah satunya mereka terlibat dalam tawuran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran karakteristik kecerdasan emosi pada remaja pelaku tawuran, hal-hal yang mempengaruhi kecerdasan emosi serta sejauh mana tawuran mempengaruhi kecerdasan emosi mereka. Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengambilan data dalam penelitian ini, adalah dengan menggunakan metode wawancara dengan pedoman umum. Sedangkan dalam observasi peneliti menggunakan metode observasi langsung. Untuk membantu proses pengumpulan data maka peneliti menggunakan Handycam sebagai alat perekam. Dalam penelitian ini subjek yang dipilih adalah 2 siswa SMA. Dengan usia antara 16-18 tahun. Selain itu siswa yang dipilih adalah siswa yang pernah terlibat dalam tawuran. Setelah dilakukannya penelitian, secara garis besar dapat di ambil kesimpulan bahwa gambaran karakteristik kecerdasan emosi pada remaja pelaku tawuran adalah kedua subjek memiliki rasa percaya pada dirinya sendiri, kedua subjek termasuk orang yang tidak bisa mengontrol emosinya, kalau ada masalah, kedua subjek berinisiatif untuk menyelesaikan masalah mereka tersebut, kedua subjek berusaha untuk memahami dan menghargai pendapat teman-temannya, subjek 1 hanya percaya dengan teman dekatnya saja, subjek 2 tidak bisa langsung percaya dengan orang lain, kalau temannya ada masalah subjek 1 dan subjek 2 akan berusaha untuk membantu temannya menyelesaikan masalah tersebut, ketika berhubungan dengan orang lain atau teman-temannya kedua subjek berusaha untuk menjaga emosinya. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi subjek adalah kedua subjek merasa bahwa dengan bertambahnya usia juga ikut membentuk karakter emosi diri mereka, kedua subjek semakin bisa mengatur emosi ketika berada di dalam keluarganya, terakhir kedua subjek merasa bahwa Sekolah memberi perubahan pada diri mereka yaitu mereka semakin tambah dewasa dan bisa mengontrol emosinya. Sejauh mana tawuran mempengaruhi kecerdasan emosi mereka dapat di lihat dari penjelasan berikut ini. Kedua subjek memiliki kesadaran diri yang tinggi semenjak ikut tawuran, semenjak ikut tawuran subjek 1 merasa kalau situasi di sekitarnya tidak enak dia bisa langsung emosi. Sedangkan subjek 2 lebih susah untuk mengontrol emosinya, semenjak ikut tawuran kalau menghadapi masalah, subjek 1 langsung mengambil inisiatif untuk menyelesaikannya pada hari itu juga. Sedangkan pada subjek 2 semenjak ikut tawuran dia merasa tidak bisa lagi mengambil inisiatif sendiri untuk menyelesaikan sebuah masalah. Pikirannya hanya ke tawuran saja, semenjak ikut tawuran, subjek 1 dan subjek 2 semakin percaya dengan teman-teman dekatnya saja, dan yang terakhir semenjak ikut tawuran, Subjek 1 semakin bisa untuk bekerjasama dengan teman-temannya dalam soal tawuran. Sedangkan subjek 2 hanya bisa bekerjasama dengan teman-teman yang ikut tawuran bersama dengan dia atau dengan teman dekatnya saja.