ABSTRAKSI :
Istilah AIDS secara resmi diterima dan digunakan oleh Centeres Disease Control (CDC) Amerika Serikat (AS) mulai tanggal 14 September 1982. AIDS disebabkan oleh HIV atau Human Immunodeficiency Virus. HIV menyerang sel-sel darah putih yaitu suatu sistem kekebalan tubuh manusia yang berfungsi menangkal infeksi dan pada akhirnya dapat menimbulkan AIDS. AIDS pertama kali dijumpai di Indonesia pada bulan April 1987, saat seorang wisatawan Belanda seorang homoseksual yang sedang berlibur diBali meninggal di RSUP Denpasar Tahun 1988 seorang pria warga negara Indonesia asal Manado meninggal di Bali dengan indikasi AIDS. Menurut Asmarandani. N (dalam Zubairi, 2000) lebih dari 75% Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia berusia kurang dari 39 tahun, artinya usia produktif. Menurut Warr (dalam Keyes CLM, Shmolkin D, 2002), psikologi kesehatan mental adalah perasaan-perasaan yang mencakup keadaan mental negatif seperti ketidakpuasan, ketidakbahagiaan, kekhawatiran, dll sampai dengan pandangan-pandangan positif yang lebih dari sekedar ketiadaan kepuasan yaitu keadaan mental yang sering kali didefinisikan sebagai kesehatan mental positif. Dengan menganalisa berbagai teori, Ryff (1989) kemudian menetapkan dimensidimensi psikologi kesehatan mental yaitu: otonomi, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup, dan penerimaan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan kesehatan mental pada penderita HIV dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesehatan mental penderita HIV, bagaimana proses perkembangan kesehatan mental penderita HIV? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, hal ini dikarenakan untuk memperoleh gambaran permasalahan subjek penelitian secara mendalam. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik wawancara dengan pedoman umum, agar wawancara dapat berjalan secara efektif dan efisien dan mengantisipasi kemungkinan terlupanya pokok-pokok permasalahan yang diteliti. Sedangkan metode observasi yang digunakan adalah metode observasi non iii partisipan. Orang yang melakukan pengamatan tidak berperan serta atau tidak ikut ambil bagian didalam kehidupan orang yang diamati. Karakteristik orang yang digunakan adalah penderita HIV tingkat 2. Awalnya subjek tidak menerima keadaannya sebagai Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Saat mengetahui dirinya mengidap HIV/AIDS subjek menjadi pendiam, menutup diri dari keluarga dan lingkungannya dan pernah mencoba untuk bunuh diri, namun subjek sudah bisa menerima keadaan dirinya dengan banyak melakukan kegiatan positif untuk mengendalikan emosi dan membangkitkan semangatnya seperti mengikuti seminar-seminar, tentang HIV/AIDS dan berdiskusi dengan sesama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Yang menyebabkan penderita HIV/AIDS mengalami gangguan kesehatan mental adalah tidak adanya criteria kesehatan mental seperti efesiensi mental yaitu kepribadian yang mengalami gangguan emosional, pengendalian dan integrasi pikiran dan tingkah laku adalah melemahnya hubungan pikiran dan kenyataan, sikap-sikap yang sehat yaitu kepribadian yang tidak dapat menyesuaikan diri atau kalut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental subjek adalah faktor-faktor demografis dan klasifikasi sosial adalah adanya perbendaan usia, jenis kelamin, status perkawinan dikalangan penderita/pengidap HIV/AIDS, dukungan sosial adalah adanya dukungan moril dari lingkungan terhadap pengidap HIV/AIDS di masyarakat, daur hidup keluarga adalah dunkungan dari keluarga supaya tidak merasa dikucilkan dalam keluarga, evaluasi terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu adalah tidak menuntut kemungkinan penderita HIV/AIDS bisa lebih dalam segi pendidikan ataupun dalam dunia kerja dalam berprestasi, dan ideologi peran jenis kelamin adalah adanya hubungan peran dalam berumah tangga, seperti bertukar tugas dalam rumah tangga.