Layanan penulisan ilmiah yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma
PRODUKSI BIOMASSA SIMPLISIA DAUN KUMIS KUCING (Orthosipon aristatus) DENGAN PEMBERIAN PUPUK HAYATI DAN ANORGANIK SERTA PERBEDAAN WAKTU ROTASI PANEN
ABSTRAKSI :
Kumis kucing adalah salah satu komoditas tanaman obat tradisional yang sering digunakan dan memiliki manfaat yang luas serta banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri obat. Mutu kuantitatif dan kualitatif fisik simplisia hingga kualitas dan kuantitas biokatif yang dihasilkan menjadi kendala pada aspek teknis budidaya dalam produksi simplisia kumis kucing. Upaya mengatasi kendala tersebut diperlukan pemupukan dengan menggunakan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Indigenous, pupuk N dan P serta rotasi panen. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perlakuan pemupukan dan pengaruh waktu rotasi panen terbaik serta mengetahui interaksi antara pemupukan dan rotasi panen terhadap pertumbuhan setelah panen dan produksi simplisia daun kumis kucing. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah rotasi panen, terdiri dari dua taraf yaitu empat minggu dan enam minggu sekali. Faktor kedua adalah pemupukan, terdiri dari tiga taraf yaitu 100 g inokulum FMA Indigenous, 2.1 g Urea (pupuk N) dan 2.7 g SP-36 (pupuk P), serta kombinasi 100 g inokulum FMA Indigenous + 2.1 g Urea (pupuk N) dan 2.7 g SP-36 (pupuk P). Hasil penelitian menunjukkan pemupukan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan setelah panen dan produksi biomassa simplisia daun kumis kucing. Waktu pemanenan enam minggu merupakan waktu rotasi panen terbaik yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan setelah panen dan produksi biomassa simplisia daun kumis kucing. Terdapat interaksi antara perlakuan pemupukan dan rotasi panen terhadap pertumbuhan setelah panen dan produksi biomassa simplisia daun kumis kucing.