Layanan penulisan ilmiah yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma
PUSAT KEBUDAYAAN SUKU SASAK DI LOMBOK TENGAH
ABSTRAKSI :
Dengan ditetapkannya Lombok sebagai Daerah Super Prioritas Republik Indonesia dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun 2015, kawasan Mandalika telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Hal tersebut merupakan sebuah kesempatan besar dalam melambungkan nama Lombok di kancah Nasional dan Internasional. Selain itu juga dengan Indonesia dipilih menjadi salah satu tuan rumah penyelenggara acara Moto GP musim 2021 yang diselenggarakan di Sirkuit Mandalika yang berlokasi di Lombok Tengah. Acara ini membawa dampak yang besar terhadap industri pariwisata sehingga dapat membuat peluang-peluang pengembangan wisata alam, wisata budaya dan olahraga yang ada di Nusa Tenggara Barat akan semakin meningkat. KEK Mandalika masih dalam tahap pengembangan sebagai Daerah Tujuan Wisata Nasional (DTWN). Berdasarkan Masterplan KEK Mandalika, rencana pembangunan pusat kebudayaan (the cultural center). Hal ini karena adanya kebutuhan akan fasilitas terpadu dan wadah sebagai Daerah Tujuan Wisata Nasional untuk menunjukkan berbagai aspek kebudayaan Suku Sasak. Terdapat beberapa budaya suku Sasak seperti upacara Rebo’ Bontong (ritual adat menolak bala), Peresean (kesenian bela diri khas Lombok), tradisi Nyongkolan (arak-arakan pengantin), tradisi tiap tahun bau Nyale (Putri Mandalika) di Lombok tengah, dan lain sebagainya. Dalam hal ini pendekatan perancangan bangunan Pusat Kebudayaan Suku Sasak yaitu pendekatan Aspek Budaya Suku Sasak dengan tema Arsitektur Biofilik (Biophilique Architecture). Arsitektur Biofilik yaitu menghubungkan manusia dengan alam sekitanya. Desain Biofilik dibagi menjadi 3 kategori (Alam dalam Ruang, Analogi Alam, dan Alam sebuah ruang). Elemen tersebut dapat mempengeruhi suasana, ruang, sirkulasi, tata letak ruang. Aspek Kebudayaan Suku Sasak sebagai suatu identitas bangunan yang selaras dengan alam sekitar.