Layanan penulisan ilmiah yang disediakan oleh Perpustakaan Universitas Gunadarma
PENGARUH VARIABEL TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN APLIKASI E-PROCUREMENT PADA PENGADAAN BARANG DAN JASA DI LINGKUNGAN BPJS KETENAGAKERJAAN
ABSTRAKSI :
Jemi Plantino, 92214048,PENGARUH VARIABEL TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN APLIKASI E-PROCUREMENT PADA PENGADAAN BARANG DAN JASA DI LINGKUNGAN BPJS KETENAGAKERJAAN, Kata kunci: e-procurement, technology acceptance model, penerimaan aplikasi, ( xii, 70 hlm), Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yang mengadopsi Technology Acceptance Model (TAM). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel –variabel perceived usefulness, perceived ease of use, Output quality dan job relevance terhadap Implementasi e-procurement pada pengadaan barang dan jasa dilingkungan BPJS Ketenagakerjaan. Dan untuk mengetahui variable- variabel dari Technology Acceptance Model yang paling dominan dalam implementasi e-procurement dilingkungan BPJS Ketenagakerjaan. Metode penelitian ini menggunakan teknik survey dan pengambilan data lapangan menggunakan kuesioner. Alat analisis yang digunakan uji instrument data validitas dan reliabilitas, analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa model penerimaan penggunaan aplikasi e- Procurement BPJS Ketenagakerjaan dipengaruhi oleh perceived usefulness, perceived ease of use, output quality dan job relevance yang menunjukan jika variabel perceived ease of use, perceived of usefulness, output quality dan job relevance, maka penerimaan proses implementasi sebesar 5.379 angka tersebut menandakan Fhitung > Ftabel, sehingga Ha diterima. Dengan demikian secara simultan variable variabel tersebut mempengaruhi penerimaan implementasi eprocurement hanya sebesar 22.9%. Berdasarkan uji t diperoleh hasil bahwa variabel output quality memiliki pengaruh yang dominan terhadap penerimaan implementasi e-procurement sebesar 3.734, maka disimpulkan bahwa variabel perceived usefulness, perceived ease of use, output quality dan job relevance, berpengaruh secara simultan terhadap penerimaan implementasi e-procurement.